WELCOME TO MY BLOG Konsep Manajemen Proyek Di Bidang IT dan Pendidikan SRI MUHARNIK: Konsep Manajemen Proyek Di Bidang IT dan Pendidikan

Newest Post

// Posted by :Unknown // On :Senin, 08 Januari 2018

ASSALAMUALIKUM Wr.Wb


Selamat malam para pembaca, kali ini saya akan mempublikasikan konsep manajemen proyek dan pendidikan di bidang IT dan Pendidikan OK silahkan di baca dan dipahami ya.


PENGERTIAN

Defenisi Manajemen Proyek
(H. Kerzner: 1982)

  Kegiatan merencanakan,
menggorganisasikan, mengendalikan
sumber daya lembaga untk mencapai
sasaran jangka pendek yg tlh
ditentukan

 Manjemen proyek menggunakan
pendekatan sistem dengan hirarki
(arus kegiatan) vertikal maupun
horisontal

PROYEK dlm MANAJEMEN

 Suatu kegiatan yg bersifat temporer utk
menghasilkan suatu produk atau layanan
bersifat unik.

 Temporer, berarti tdk terus-menerus
(rutin)

 Jelas tujuannya: suatu produk atau
layanan


LATAR BELAKANG

Latar Belakang saya mempublikasikan postingan ini yaitu untuk berbagi pengetahuan kepada kalian dan juga untuk evaluasi pengetahuan saya.

PEMBAHASAN

Prinsip Umum Manajemen Proyek

George R. Terry telah merumuskan fungsi
fungsi tersebut sebagai POAC (Planning,
Organizing, Actuating dan Controlling).

  • P lanning (Perencanaan)
  • O rganizing (Pengorganisasian)
  • A ctuating (Penggerakan)
  • C ontroling (Pengendalian)

A. Planning (Perencanaan)

Planning adalah proses yang secara sistematis mempersiapkan kegiatan guna
mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Kegiatan diartikan sebagai kegiatan
yang dilakukan dalam rangka pekerjaan konstruksi, baik yang menjadi
tanggung jawab pelaksana (kontraktor) maupun pengawas (konsultan).
Kontraktor maupun konsultan, harus mempunyai konsep planning” yang
tepat untuk mencapai tujuan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
masing-masing.
Pada proses planning perlu diketahui hal-hal sebagai berikut :

  • Permasalahan yang terkait dengan tujuan dan sumber daya yang tersedia.
  • Cara mencapai tujuan dan sasaran dengan memperhatikan sumber daya yang tersedia.
  • Penerjemahan rencana kedalam program-program kegiatan yang kongkrit.
  • Penetapan jangka waktu yang dapat disediakan guna mencapai tujuan dan sasaran.

B. Organizing (Pengorganisasian)

Organizing (pengorganisasian kerja) dimaksudkan sebagai pengaturan atas suatu kegiatan yang
dilakukan oleh sekelompok orang, dipimpin oleh pimpinan kelompok dalam suatu wadah
organisasi. Wadah organisasi ini menggambarkan hubungan-hubungan struktural dan fungsional
yang diperlukan untuk menyalurkan tanggung jawab, sumber daya maupun data.
Dalam proses manajemen, organisasi berfungsi untuk :

  • menjamin terpeliharanya koordinasi dengan baik.
  • membantu pimpinannya dalam menggerakkan fungsi-fungsi manajemen.
  • mempersatukan pemikiran dari satuan organisasi yang lebih kecil yang berada di dalam kordinasinya.
  • Dalam fungsi organizing, koordinasi merupakan mekanisme hubungan struktural maupun fungsional
yang secara konsisten harus dijalankan. Koordinasi dapat dilakukan melalui mekanisme :

  • koordinasi vertikal (menggambarkan fungsi komando),
  • koordinasi horizontal (menggambarkan interaksi satu level); dan
  • koordinasi diagonal (menggambarkan interaksi berbeda level tapi di luar fungsi komando).

    Koordinasi vertikal dan bersifat hirarkis :

    Pelaksana Konstruksi : koordinasi antara General Superintendant dengan Material
    • Superintendant atau dengan Construction Engineer atau dengan Equipment Superintendant.
    • Field Supervision Team, koordinasi antara Site Engineer dengan Quantity Engineer atau dengan Quality Engineer merupakan koordinasi vertikal dan bersifat hirarkis.

    Koordinasi horizontal dan bersifat satu level :
    • Pelaksanaan konstruksi, koordinasi antara Material Superintendant dengan Construction Engineer atau dengan Equipment Superintendant merupakan.
    • Field Supervision Team, koordinasi antara Quantity Engineer atau dengan Quality Engineer merupakan koordinasi horizontal dan bersifat satu level.

    Koordinasi diagonal :
     
    Koordinasi antara General Superintendant dengan Site Engineer merupakan koordinasi horizontal dan bersifat satu level, sedangkan koordinasi antara Kepala Satuan Kerja Pekerjaan Civil Works dengan General Superintendant atau dengan Site Engineer merupakan koordinasi vertikal.

    C. Actuating (Penggerakan)
     
    Actuating diartikan sebagai fungsi manajemen untuk menggerakkan
    orang yang tergabung dalam organisasi agar melakukan kegiatan
    yang telah ditetapkan di dalam planning. Pada tahap ini diperlukan
    kemampuan pimpinan kelompok untuk menggerakkan;
    mengarahkan; dan memberikan motivasi kepada anggota
    kelompoknya untuk secara bersama-sama memberikan kontribusi
    dalam menyukseskan manajemen proyek mencapai tujuan dan
    sasaran yang telah ditetapkan.
    Berikut ini beberapa metoda mensukseskan “actuating” yang
    dikemukakan oleh George R. Terry, yaitu:


    • Hargailah seseorang apapun tugasnya sehingga ia merasa
    keberadaannya di dalam kelompok atau organisasi menjadi penting.
    • Instruksi yang dikeluarkan seorang pimpinan harus dibuat dengan
    mempertimbangkan adanya perbedaan individual dari pegawainya,
    hingga dapat dilaksanakan dengan tepat oleh pegawainya.
    • Perlu ada pedoman kerja yang jelas, singkat, mudah difahami dan
    dilaksanakan oleh pegawainya.

    • Lakukan praktek partisipasi dalam manajemen guna menjalin kebersamaan dalam penyelenggaraan manajemen, hingga setiap pegawai
    dapat difungsikan sepenuhnya sebagai bagian dari organisasi.
    • Upayakan memahami hak pegawai termasuk urusan kesejahteraan,
    sehingga tumbuh sense of belonging dari pegawai tersebut terhadap tempat
    bekerja yang diikutinya.
    • Pimpinan perlu menjadi pendengar yang baik, agar dapat memahami
    dengan benar apa yang melatarbelakangi keluhan pegawai, sehingga dapat
    dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan sesuatu keputusan.
    • Seorang pimpinan perlu mencegah untuk memberikan argumentasi sebagai
    pembenaran atas keputusan yang diambilnya, oleh karena pada umumnya
    semua orang tidak suka pada alasan apalagi kalau dicari-cari agar bisa
    memberikan dalih pembenaran atas keputusannya.
    • Jangan berbuat sesuatu yang menimbulkan sentimen dari orang lain atau
    orang lain menjadi naik emosinya.
    • Pimpinan dapat melakukan teknik persuasi dengan cara bertanya sehingga
    tidak dirasakan sebagai tekanan oleh pegawainya.
    • Perlu melakukan pengawasan untuk meningkatkan kinerja pegawai, namun
    haruslah dengan cara-cara yang tidak boleh mematikan kreativitas pegawai.

    D. Controlling (Pengendalian)
     
    Controlling diartikan sebagai kegiatan guna menjamin pekerjaan yang telah
    dilaksanakan sesuai dengan rencana. Didalam manajemen proyek jalan
    atau jembatan, controlling terhadap pekerjaan kontraktor dilakukan oleh
    konsultan melalui kontrak supervisi, dimana pelaksanaan pekerjaan
    konstruksinya dilakukan oleh kontraktor. Pengawas Umum (General
    Superintendat) berkewajiban melakukan Pengendalian (secara berjenjang)
    terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh staf di bawah kendalinya yaitu site
    Administration, Quantity Surveyor, Materials Superintendant, Construction
    Engineer, dan Equipment Engineer untuk memastikan masing-masing staf
    sudah melakukan tugasnya dalam koridor “jaminan kualitas (quality
    assurance)”. Sehingga, tahap-tahap pencapaian sasaran sebagaimana
    direncanakan dapat dipenuhi.

    Kegiatan ini berlaku juga dalam kegiatan internal konsultan supervisi,  dalam
    artian, kepada pihak luar konsultan supervisi itu bertugas mengawasi
    kontraktor, selain itu secara internal Site Engineer juga melakukan
    controlling terhadap Quantity Engineer dan Quality Engineer. Secara
    keseluruhan internal controlling ini dapat mendorong kinerja konsultan
    supervisi lebih baik di dalam mengawasi pekerjaan kontraktor.

    Ruang lingkup kegiatan controlling mencakup pengawasan atas
    seluruh aspek pelaksanaan rencana, antara lain adalah:

    •Produk pekerjaan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif
    •Seluruh sumber-sumber daya yang digunakan (manusia, uang ,
    peralatan, bahan)
    •Prosedur dan cara kerjanya
    •Kebijaksanaan teknis yang diambil selama proses pencapaian sasaran.

    Controlling harus bersifat obyektif dan harus dapat menemukan fakta-
    fakta tentang pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan berbagai
    faktor yang mempengaruhinya. Rujukan untuk menilainya adalah
    memperbandingkan antara rencana dan pelaksanaan, untuk
    memahami kemungkinan terjadinya penyimpangan.

    Manajemen Proyek
    diperlukan:
      
     Supaya target tercapai

     Ingin melakukan perubahan, dan atau
    pengembangan

     Memerlukan kecepatan (not business as
    usual)

     Ketika dibutuhkan Lintas sektoral, karena tdk
    dapt dilakukan melalui birokrasi organisasi yg
    ada.

     Untuk mendukung pelaksanaan rencana
    strategik

     Memerlukan terobosan.

REFERENSI: https://www.slideserve.com/caesar-ashley/oleh-suro-dhemit-blc-telkom-klaten

Sekian yg dapat saya sheringkan hari ini semoga ini bermanfaat untuk kalian para pembaca.

WASSALAMUALAIKUM Wr.Wb

// Copyright © SRI MUHARNIK //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //